Home » , , » TERJEMAHAN CEGHITA TELU IWA

TERJEMAHAN CEGHITA TELU IWA

Posted by Bahasalampung.com on Kamis, 12 Januari 2023

 CEGHITA TELU IWA

…… seghadu bupikegh benni (saka), iwa si bijaksana ngejawab, "gham dapok ninggalko jengan hinji segelukni, langui ngelalui sighing gham dapok nyampai kulam si baghihni, gham dapok selamat disan".


Kidang iwa si nalom mak setuju usulan (ide) iwa si bijakasana, ulih ki gham tegagh ghettini gham ghabai jama tukang kawil hina, ulih sangun jak tumbai kulam hinji lamban gham sampai kapanpun.


Ghena munih iwa si apatis, ia munih mak setuju ki sangun gham haga mati dipa ghiya gham dapok mati, ghena munih sebalikni kipak ghatong ghatusan tukang kawil pasti gham selamatngapi hak gham haghus ngehindar. Ulih mak dok si setuju iwa si bijaksana kekkohni ninggalko kulam tenggalan.


Jemoh pagini, ghuwa tukang kawil hina ghatong mit kulam, haga ninjuk iwa balak. Sewaktu tiyan haga nyebagh jala diliyakni wat iwa balak mapang diatas wai, tukang kawil hina bepikegh, api ngembani iwa balak sina mati. Dang-dang keghacunan, ghettini ki dikanik dapok ngeghacuni, bacak ikin hak diusung mulang. Sai teghnyata iwa sina yakdolah iwa sai nalom, ia icak-icak mati tagan mak ditinjuk tukang kawil.


Lain lagi iwa si apatis, pandai wat tukang kawil ia cuba tegagh dija dudi sehinggani jadi peghhatian tukang kawil, segiyok tiyan ghuwa ninjukni sai akhirni iwa hina dapok ditinjuk ghik diusung mulang.



TERJEMAHAN


CERITA TIGA IKAN


..... Setelah berpikir lama, ikan yang bijaksana menjawab, "kita bisa meninggalkan tempat ini secepatnya, berenang melalui siring/selokan kita bisa sampai kolam yang lainnya, kita dapat selamat di sana".


Tetapi ikan yang pintar tidak setuju ude ikan yang bijaksana, karena kalau kita kabur artinya kita takut dengan pemancing itu, karena memang dari dulu kolam ini rumah kita sampai kapan pun.


Begitu juga ikan yang cuek, dia juga tidak setuju kalau memang kita mau mati di mana saja kita bisa mati, begitu juga sebaliknya walaupun datang ratusan pemancing pasti kita selamat, kenapa kita harus menghindar. Karena tidak ada yang setuju ikan yang bijaksana akhirnya meninggalkan kolam sendiri.


Besok paginya, dua pemancing itu datang ke kolam, mau menangkap ikan besar. Sewaktu mereka mau menyebar jala dilihatnya ada ikan besar terapung di atas air, pemancing itu berpikir, apa sebabnya ikan besar itu mati. Jangan-jangan keracunan, artinya kalau dimakan dapat meracuni, lebih baik tidak usah dibawa pulang. Yang ternyata ikan itu adalah ikan yang pintar, dia pura-pura mati agar tidak ditangkap pemancing.


Lain lagi ikan yang cuek, mengetahui ada pemancing dia mencoba lari ke sana-kemari sehingga menjadi perhatian pemancing. Dengan semangat mereka menangkapnya sehingga akhirnya ikan itu dapat ditangkap dan dibawa pulang.

Terima kasih telah membaca artikel ini & dipublikasikan oleh Bahasalampung.com

0 komentar:

Posting Komentar