Home » , , , , , » PENGERTIAN TETEDUHAN/SEGANING TEKA-TEKI BAHASA LAMPUNG

PENGERTIAN TETEDUHAN/SEGANING TEKA-TEKI BAHASA LAMPUNG

Posted by Bahasalampung.com on Jumat, 08 Oktober 2021

Teka-teki di dalam masyarakat Lampung disebut sekiman atau di dalam masyarakat Lampung Pubiyan disebut seganing. Teka-teki ini merupakan suatu foklor murni-lisan yang terdapat di daerah Lampung. Teka-teki ini biasanya dipakai oleh para muda-mudi seba­ gai penyeling dalam suatu pertemuan. Karena teka-teki ini khusus disampaikan secara lisan, sangat wajar kalau ditemukan berbagai variasi dari suatu teka-teki yang setiap pemunculannya selalu dibumbui atau ditambah, bahkan diubah sesuai dengan pemikiran si penyampai teka-teki. 


Tujuan berteka-teki lebih cenderung sebagai pengisi waktu senggang yang kadang-kadang juga sebagai hiburan atau mempererat hubungan dalam pergaulan. Akan tetapi, tidak jarang dengan berteka­ teki itu dapat dijadikan sebagai alat pengasah otak karena suatu teka­ teki dapat memancing orang lain untuk berpikir. Jika jawaban teka­ teki itu tidak tertebak atau jawabannya sebetulnya sangat sederhana, tetapi si penebak sudah bersusah payah memikirkannya. Hal itu akan menimbulkan perasaan yang tidak puas atau perasaan puas bagi si penyampai teka-teki. 


Unsur humor yang ada di dalam suatu teka-teki menyebabkan orang senang untuk ikut terlibat dalam kegiatan berteka-teki itu. Karena adanya unsur humor ini, teka-teki kadang-kadang digunakan untuk penyeling dalam suatu kesibukan pekerjaan sehingga dapat mengurangi kejenuhan. Sebagai contoh, di dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh para pejabat tingkat Propinsi Lampung sedang dibicarakan masalah gangguan hewan gajah. Masih banyak gajah yang belum disekolahkan di Wai Kambas. Ketika sedang asyiknya anggota rapat berpikir untuk mengatasinya, Bapak Wakil Gubemur, pemimpin sidang bertanya kepada hadirin, "Saudara-saudara, jika memang Anda orang bijaksana untuk mengatasi masalah ini, jawablah pertanyaan ini. Apa perbedaan gajah dengan Anda ?"


Di dalam masyarakat Lampung, kegiatan berteka-teki masih ada walaupun pelaksanaan sudah jarang dilakukan. Berkurang­nya kegiatan berteka-teki akibat adanya bentuk hiburan yang lain yang bersumber dari kemajuan teknologi modem, seperti menonton televisi, bioskop, dan sebagainya. Berikut ini diungkapkan beberapa contoh teka-teki, yaitu sebagian kecil dari yang berhasil dikumpulkan pada tahun ini. 


Pada umumnya, teka-teki terdiri atas kalimat-kalimat yang menyatakan sebagian informasi tentang ciri jawaban atau berupa informasi seluruh ciri jawaban. Akan tetapi, tidak jarang ditemukan teka-teki yang terjadi dari satu kalimat tunggal; dan tidak jarang pula ditemukan teka-teki yang berbentuk pantun. Penyusunan variasi suatu teka-teki bergantung pada bagaimana tingkat daya nalar atau kreativitas si penyampai teka-teki itu. Setiap kali selesai membacakan suatu ciri, pikiran si penebak mulai terangsang dengan "sesuatu" yang ada kesamaan ciri dengan yang sudah disebutkan. Demikian seterusnya sampai seluruh ciri dibacakan. Dengan sangat yakin si penebak akan mengemukakarr jawabannya, tetapi dengan tidak disangka-sangka jawabannya sangat jauh dari tebakan.


CONTOH TEKA-TEKI BAHASA LAMPUNG


Kalau kita perhatikan bentuk teka-teki di atas ada bermacam­ macam : (1) Teka-teki yang tersusun, berima seperti pantun. (2) Teka­ teki berupa cerita; (3) Teka-teki yang terdiri atas satu baris; ( 4) Teka­ teki yang terdiri atas dua larik; (5) Teka-teki yang terdiri atas tiga atau empat larik. Setiap baris teka-teki itu berfungsi sebagai petunjuk untuk menebaknya karena isi larik itu adalah berupa infor-masi tentang tanda/ciri jawaban teka-teki itu. 



Untuk dapat menjawab teka-teki dengan tepat diperlukan penge­ tahuan tentang lingkungan serta situasinya, tentang suatu kegiatan, atau tentang cara pemakaian suatu benda, dan sebagainya. Tanpa pengetahuan itu, sudah pasti teka-teki itu sulit untuk dapat ditebak dengan jitu. Dengan demikian, teka-teki yang berhubungan dengan situasi alam, lingkungan pedesaan, didekat hutan, misalnya, mengenai tumbuh-tumbuhan atau keadaan alamnya akan sulit ditebak oleh orang kota yang tidak pemah mengenal alam lingkungan pedesaan itu. 


Dengan melihat uraian dan contoh teka-teki di atas, dapat disimpulkan bahwa teka-teki itu dapat berfungsi sebagai 

1) pengisi waktu senggang, 

2) sebagai alat pengasah otak, melatih berpikir, 

3) hiburan, untuk menghilangkan kejenuhan dalam kesibukan, 

4) pengisi acara khusus dalam pertemuan muda-mudi, untuk sating lebih mengenal, mempererat hubungan dalam pergaulan, 

5) media untuk menambah pengetahuan, dan sebagai media untuk dapat mengenal ciri atau sifat alam lingkungan, 

6) media untuk meningkatkan apresiasi kaum muda tentang budaya dan kesenian daerah.

Terima kasih telah membaca artikel ini & dipublikasikan oleh Bahasalampung.com

0 komentar:

Posting Komentar