8.3.1 Mengidentifikasi, menelaah dan memahami teks pepaccur sesuai dengan kaidah- kaidahnya.
Pepaccur adalah salah satu jenis sastra lisan Lampung berbentuk puisi yang lazim digunakan untuk menyampaikan pesan atau nasihat dalam upacara pemberian gelar adat. Istilah pepaccur dikenal di lingkungan masyarakat Lampung dialek O. Di lingkungan masyarakat Lampung dialek A dikenal dengan istilah pepaccogh (di lingkungan masyarakat Lampung dialek A Sebatin dikenal dengan istilah wawancan).
Sudah menjadi adat
masyarakat Lampung bahwa pada saat bujang atau gadis meninggalkan masa
remajanya atau pada saat mereka memasuki kehidupan berumah tangga, pasangan
pengantin itu diberi gelar adat sebagai penghormatan dan tanda bahwa mereka
sudah berumah tangga. Gelar adat ini diterima dari klan bapak dan dari klan
ibu, dilakukan di tempat mempelai pria maupun di tempat mempelai wanita.
Pemberian gelar dilakukan dalam upacara adat yang dikenal dengan istilah ngamai
adek/ngamai adok (jika dilakukan di tempat mempelai wanita), nandekken adek dan
inai adek/nandokkon adok ghik ini adok (jika dilakukan di tempat mempelai
pria), dan butetah/kebaghan adok/nguwaghkon adok (istilah di lingkungan
masyarakat Lampung Sebatin). Setelah
gelar diberikan, si penerima gelar diberi nasihat atau pesan-pesan. Nasihat
atau pesan-pesan itu disampaikan dalam bentuk puisi yang dikenal dengan istilah
pepaccur.
Penyampaian
pepaccur memerlukan kemampuan khusus karena di dalamnya terkandung unsur seni.
Pepaccur disampaikan dengan cara berdendang atau berlagu dengan irama yang
harus dapat memikat perhatian pendengar (hal ini merupakan salah satu indikasi
bahwa masyarakat tradisional Lampung adalah pencinta seni).
Pepaccur terdiri atas
sejumlah bait dan setiap bait terdiri atas empat atau enam baris. Jumlah bait
pepaccur tidak ada ketentuan yang mutlak. Jumlah bait itu bergantung pada
sedikit atau banyaknya pesan yang disampaikan.
Jika dilihat dari
struktur globalnya, pepaccur dapat digolongkan ke dalam puisi tradisional
berbentuk syair. Pepaccur tidak mempunyai sampiran, semua baris dalam setiap
bait mengandung isi (ini yang membedakannya dengan pattun). Pola sajak akhir
(rima) pepaccur tidak tetap. Ada yang berpola ab/ab dan ada pula yang berpola
abc/abc .
BACA JUGA: CONTOH PEPACCUR
Pepaccur
berfungsi sebagai media penyampaian pesan atau nasihat untuk kedua mempelai
dalam upacara pesta pernikahan dan sebagai media untuk melestarikan bahasa dan
sastra Lampung. Secara umum, pesan atau nasihat itu berkenaan dengan kehidupan
berumah tangga, bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan beragama.
Cici-ciri pepaccur
a. Terdiri dari bait
b. Setiap bait terdiri Dari 4 – 6 baris
c. Bersajak abc-abc
d. Isinya nasehat
e. Semua berupa isi
http://effendisanusi.blogspot.com/2009/08/puisi-lampung-pepaccur.html
Terima kasih telah membaca artikel ini & dipublikasikan oleh Bahasalampung.com
0 komentar:
Posting Komentar