Warahan dibagi jenisnya menurut beberapa ahli. Berikut pembagian warahan menurut beberapa ahli. Nurgiantoro (2010: 172) membedakan ceritaa rakyat menjadi 6 (enam) yaitu: (1) cerita binatang, (2) mitos, (3) legenda, (3) dongeng, (4) epos, (5) cerita cerita wayang, (6) nyanyian rakyat.
Kantor Bahasa Provinsi Lampung (20016: 8) membagi cerita rakyat menjadi tiga, yaitu mite, legenda dan dongeng. Bascom dan Abramas dalam Danandjaja (1997: 50) membagi cerita rakyat menjadi tiga golongan, yaitu mite (myth), legenda (legend) dan dongeng (folkltale). Ketiga bentuk cerita rakyat tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
1) Mite (myth)
Mite adalah cerita prosa rakyat yang dianggap benar-benar terjadi serta dianggap suci oleh sang empunya cerita. Tokoh dari mite biasanya dewa atau makhluk setengah dewa. Peristiwa dalam mite terjadi di dunia lain atau bukan dunia yang sesungguhnya dan terjadi pada masa lampau. Mite umumnya mengisahkan terjadinya alam semesta, dunia, manusia pertama, terjadinya maut, bentuk khas binatang, topografi, gejala alam, petualangan para dewa, percintaan dan kekerabatan para dewa tersebut (Balai Bahasa, 2016:19). Mite di Indonesia menurut Danandjaja biasanya menceritakan terjadinya alam semesta (cosmogony), terjadinya susunan para dewa ( theogony), dunia dewata (pantheon), terjadinya manusia pertama dan tokoh pembawa kebudayaan (culture hero), dan sebagainya (1997: 52).
2) Legenda
Legenda adalah cerita rakyat yang dianggap oleh sang pemilik cerita sebagai suatu kejadian yang sungguh-sungguh pernah terjadi. Legenda berbeda dengan mite. Legenda bersifat sekuler (keduniawian), terjadi pada masa lalu yang belum lampau dan bertempat di dunia yang dikenal sekarang (Danandjaja, 1997: 66).Legenda adalah cerita yang mempunyai ciri-ciri yang mirip dengan mite, yaitu dianggap pernah benar-benar terjadi, tetapi tidak dianggap suci. Berlainan dengan mite, legenda ditokohi manusia, walaupun ada kalanya mempunyai sifat-sifat yang luar biasa, dan seringkali juga dibantu makhluk-makhluk ajaib. Tempat terjadinya adalah di dunia seperti yang kita kenal kini, karena waktu terjadinya belum terlalu lampau (Balai Bahasa, 2016:21-22)
3) Dongeng
Dongeng adalah cerita yang dianggap tidak benar-benar terjadi oleh yang empunya cerita dan dongeng tidak terikat oleh waktu maupun tempat (Dananjaya 1984: 50-83). Dongeng adalah cerita pendek kolektif kesusastraan lisan. Pendapat selanjutnya menyatakan bahwa dongeng adalah cerita prosa rakyat yang tidak dianggap benar-benar terjadi, diceritakan terutama untuk hiburan, walaupun banyak juga yang melukiskan kebenaran, berisikan pelajaran (moral), atau bahkan sindiran (Danandjaja, 1997: 83).
Terima kasih telah membaca artikel ini & dipublikasikan oleh Bahasalampung.com
0 komentar:
Posting Komentar