Home » , , , » AKSARA LAMPUNG

AKSARA LAMPUNG

Posted by Bahasalampung.com on Minggu, 31 Januari 2021

Aksara Lampung merupakan bahasa yang digunakan oleh penduduk asli Lampung dalam melakukan komunikasi. Aksara Lampung merupakan ciri sebagai identitas diri bagi provinsi Lampung. Sebagai identitas diri, maka penggunaan aksara Lampung tidak boleh hilang dan harus dilestarikan. Karena banyaknya pendatang dari luar Lampung sehingga aksara Lampung menjadi tidak terlalu banyak dipakai dalam komunikasi sehari-hari.


Had Lampung dipengaruhi dua unsur, diantaranya yaitu Aksara Pallawa dan juga Huruf Arab. Had Lampung mempunyai bentuk kekerabatan dengan aksara Rencong, Aksara Rejang Bengkulu, aksara Sunda, dan juga aksara Lontara. Had Lampung terdiri dari huruf induk, anak huruf ganda, anak huruf,  dan gugus konsonan, juga terdapat lambang, angka dan juga tanda baca. Had Lampung disebut juga dengan istilah Kaganga ditulis dan dibaca dari kiri ke kanan dengan Huruf Induk berjumlah 20 buah.

Aksara lampung sudah mengalami perkembangan/perubahan. Sebelumnya Had Lampung kuno jauh lebih kompleks, sehingga dilakukan penyempurnaan sampai yang dikenal sekarang. Huruf atau Had Lampung yang diajarkan di sekolah sekarang merupakan hasil dari penyempurnaan tersebut

Aksara Lampung terdiri dari Induk huruf dan anak huruf. Induk huruf tersebut berupa 20 karakter huruf utama. 20 Karakter tersebut adalah ka, ga, nga, pa, ba, ma, ta, da, na, ca, ja, nya, ya, a, la, ra, sa, wa, ha dan gha. Untuk anak huruf terdiri dari anak huruf diatas yang berjumlah 6 huruf yakni Ulan‘I’, Ulan‘e’, Bicek’e’, Rejunjung’r’, Tekelubang’ng’, Datas’an’.anak huruf dibawah berjumlah 3 huruf yakni bitan’o’, bitan’u’, tekelungau’au’. dan anak huruf didepan yang berjumlah 3 huruf yakni tekelingai’ai’, keleniah’ah’, nengen. (Noeh & Harisfadilah, 1979).

Pada masa silam, gadis-gadis asli Lampung mempunyai kemampuan memikat lawan jenisnya. Memang kata kata (mantra-mantra) pengasih ini ditorehkan dalam Aksara Lampung kaganga di atas media kulit kayu. Aksara Lampung juga di pakai untuk menulis surat, surat resmi untuk mengesahkan hak kepemilikan tanah tradisional, mantra, guna-guna,cara sesajian, syarat menjadi pemimpin, obat-obatan, hingga syair mistik Islam. Ada pula syair percintaan, yang dikenal juga sebagai bandung atau hiwang.

Media penulisan selain kulit kayu, juga memakai  bilah bambu,daun lontar, dalung (kepingan logam), kulit hewan, tanduk kerbau, dan juga batu. Syair percintaan yang berbentuk dialog ditulis pada keping atau lembar bambu —disebut dengan gelumpai— diikat jadi satu dengan tali melalui lubang di ujung satu serta diberi nomor berdasarkan urutan abjad. Ada juga yang menorehkannya pada tabung bambu dan juga kulit kayu berlipat.

Referensi: DISINI

Terima kasih telah membaca artikel ini & dipublikasikan oleh Bahasalampung.com

0 komentar:

Posting Komentar